Dugaan Korupsi Penambahan Daya RSUD Koesnadi Bondowoso Segera Di Gelar Oleh Kejari
Kasi Intel Kejari Bondowoso, Hadi Marsudiono mengatakan, setelah melakukan pemeriksaan dan meminta keterangan dari beberapa pihak terkait diantaranya, Dirut RSUD, PPK, PPTK, dan pihak kontraktor. Dari hasil pemeriksaan tersebut, Hadi Marsudiono menegaskan adanya indikasi korupsi dalam kasus ini, dan akan segera melakukan ekspos atau gelar perkara untuk meningkatkan proses pemeriksaan dari penyelidikan ke penyidikan.
“Kita sudah memeriksa dan meminta keterangan sekitar 30 orang dari unsur masing-masing satker dan pihak rekanan, terkait penambahan daya, dari pemeriksaan itu kita temukan adanya indikasi dugaan korupsi, oleh karennya kita akan segera melakukan ekspos” tuturnya.
Ekspos digelar untuk menemukan minimal dua alat bukti, yang menjadi syarat untuk meningkatkan proses pemeriksaan dari penyelidikan ke penyidikan. Pada proses penyidikan inilah, akan ditemukan siapa tersangka dari kasus penambahan daya listrik yang menelan anggaran sebesar 500 juta.
“Proses pemeriksaan akan kita tingkatkan dari penyelidikan ke penyidikan kalau dalam ekspos kita menemukan minimal dua alat bukti,” pungkasnya.
RSUD dr. Koesnadi Bondowoso, diduga telah menyalahgunakan anggaran untuk penambahan daya listrik dari 157 KVA menjadi 345 KVA. Kasus ini dilaporkan kepada Kepala Kejaksaan Tinggi pada September 2014, yang kemudian ditindaklanjuti oleh Kejaksaan Negeri Bondowoso yang mulai melakukan pemeriksaan pada bulan November 2014. Dalam laporan disebutkan adanya mark up harga peralatan penunjang penambahan daya di RSUD dr. Koesnadi. (Y/y).
0 Response to "Dugaan Korupsi Penambahan Daya RSUD Koesnadi Bondowoso Segera Di Gelar Oleh Kejari"
Post a Comment