Pelayanan Buruk, Kepala Puskesmas Sememi Dinilai Laiknya Penguasa
![]() |
| dr Lolita, Kepala Puskesmas Sememi |
Seperti yang dialami Ny D, warga Kecamatan Benowo, Surabaya ini. Bersama suaminya, ia diantar ke puskesmas untuk proses melahirkan. Ia pun dianjurkan tinggal di puskesmas lantaran bayi yang dikandungnya sebentar lagi lahir. Ny D menurut anjuran bidan setempat karena akan diobservasi. Lama ditunggu, sang bidan tak kunjung melakukan seperti anjurannya, bahkan tampak ogah-ogahan.
"Tadi memang disuruh tidak pulang. Tapi, kok pelayanannya seperti ini, buruk sekali. Kami kesini ini bukan minta gratis. Kami siap bayar seperti pasien lainnya yang bayar Rp 600 ribu," ujar suami Ny D kepada Jejak Kasus.
Tak ingin ambil resiko, suami Ny D berinisiatif pindah ke RS swasta. Tapi, lagi-lagi pelayanan antar pasien hamil melalui ambulance ini sangat sulit, karena mereka beralasan tidak ada sopirnya. Hingga akhirnya, sang bidan tadi memberanikan diri menjadi sopir untuk mengantar Ny D ke RS swasta yang dituju.
"Tidak lama usai dirujuk , anak kami lahir dengan selamat dan sehat, serta tidak ada kesulitan sedikitpun," ungkap suami Ny D kepada wartawan ini di Rumah Sakit Darussyifa, Benowo, Kamis (3/04/2014) sekitar jam 21.00 WIB.
Terpisah, saat Jejak Kasus mengkonfirmasi petugas di puskesmas itu, "Semua ini kembali kepada dr Lolita sebagai Kepala Puskesmas, apakah dia bisa dijadikan tauladan apa tidak oleh bawahannya, karena yang kami rasakan disini dia bukan menjadi kepala Puskesmas melainkan penguasa, yang berdampak kepada pelayanan publik," katanya.
"Disini kami sering ditekan secara sewenang-wenang oleh Kepala Puskesmas, terutama masalah rujukan mengantar pasien. Semua pegawai disini harus siap dan mau menjadi sopir ambulance apabila diperlukan. Padahal Dinas Kesehatan Kota Surabaya sudah menyiapkan sopir ambulance, tapi semua itu dipergunakan untuk kepentingan pribadi kepala puskesmas, karena dia merasa berwenang dan sopir tersebut adalah adik kandungnya sendiri," ungkapnya sambil bergegas, berpamitan hendak melayani pasien.
Di lain kesempatan, Kepala Puskesmas Sememi, dr Lolita menampik tudingan pelayanan buruk di puskesmas yang dipimpinnya ini, "Semua itu tidak benar. Kami disini melayani pasien sesuai SOP (standard operasional procedural) yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kota. Tolong kami beri tahu alamat pasien tersebut, nanti kami krosscek," tangkisnya.
Tapi, ia membenarkan jika sopir kerap diminta untuk mengantarnya. "Betul, saya sering pakai sopir puskesmas, tapi diluar kerja. Siapapun boleh menjadi sopir ambulance saat merujuk pasien karena sopir di puskesmas hanya satu," ungkap kepala puskesmas mungil dan berkacamata ini via ponsel, Jum’at (4/4/2014). (lae/rief)

0 Response to "Pelayanan Buruk, Kepala Puskesmas Sememi Dinilai Laiknya Penguasa"
Post a Comment