Puluhan Warga Tutup Paksa Kanal Limbah PG Ngadirejo
JEJAK KASUS, KEDIRI - Puluhan warga Desa Jambean, Kecamatan Kras, Kabupaten Kediri, Jawa Timur melakukan aksi protes terhadap Pabrik Gula (PG) Ngadirejo, dengan jalan menutup paksa kanal saluran pembuangan air limbah. Penutupan kanal saluran dilakukan, dengan tuntutan pihak pabrik segera memperbaiki jembatan desa.
Setelah melakukan penutupan kanal, warga kemudian menggeruduk Kantor Balai Desa setempat. Warga mendesak pihak desa memperjuangkan tuntutan mereka meminta pihak pabrik segera memperbaiki jembatan.
Kepala Desa Jambean, Hari Yamin mengatakan, warganya juga meminta dana CSR (Corporate Sosial Responsibility) sebesar 2 persen dan sisa laba perusahaan yang selama ini tidak pernah dibagikan ke lingkungan. Terutama warga yang tinggal di tiga desa yakni, Desa Jambean, Seketi dan Desa Tales, Kecamatan Ngadiluwih.
"Warga Desa Jambean hanya menerima debu, suara bising dan air limbah yang baunya sangat menyengat. Wajar, apabila mereka menuntut perbaikan jembatan dan sebagian dana CSR, yang memang diperuntukkan untuk lingkungan," tegasnya.
Disamping dua tuntutan tersebut, warga juga mempertanyakan kompensasi tanah seluas 3.701 meter persegi yang selama ini, digunakan pihak pabrik untuk membangun saluran pembuangan limbah, namun tidak disewa. Jika saluran air limbah tetap ditutup, nantinya pihak pabrik gula tidak bisa buka giling.
Menanggapi tuntutan warga tersebut, pihak pabrik hari ini berencana melakukan perbaikan jembatan. Bahkan, kata Kades, pihak pabrik telah menandatangi janji perbaikan jembatan itu. Sementara itu, apabila permintaan warga dipenuhi, mereka berjanji akan membuka kembali kanal saluran pembuangan limbah. (jrw)
Setelah melakukan penutupan kanal, warga kemudian menggeruduk Kantor Balai Desa setempat. Warga mendesak pihak desa memperjuangkan tuntutan mereka meminta pihak pabrik segera memperbaiki jembatan.
Kepala Desa Jambean, Hari Yamin mengatakan, warganya juga meminta dana CSR (Corporate Sosial Responsibility) sebesar 2 persen dan sisa laba perusahaan yang selama ini tidak pernah dibagikan ke lingkungan. Terutama warga yang tinggal di tiga desa yakni, Desa Jambean, Seketi dan Desa Tales, Kecamatan Ngadiluwih.
"Warga Desa Jambean hanya menerima debu, suara bising dan air limbah yang baunya sangat menyengat. Wajar, apabila mereka menuntut perbaikan jembatan dan sebagian dana CSR, yang memang diperuntukkan untuk lingkungan," tegasnya.
Disamping dua tuntutan tersebut, warga juga mempertanyakan kompensasi tanah seluas 3.701 meter persegi yang selama ini, digunakan pihak pabrik untuk membangun saluran pembuangan limbah, namun tidak disewa. Jika saluran air limbah tetap ditutup, nantinya pihak pabrik gula tidak bisa buka giling.
Menanggapi tuntutan warga tersebut, pihak pabrik hari ini berencana melakukan perbaikan jembatan. Bahkan, kata Kades, pihak pabrik telah menandatangi janji perbaikan jembatan itu. Sementara itu, apabila permintaan warga dipenuhi, mereka berjanji akan membuka kembali kanal saluran pembuangan limbah. (jrw)
0 Response to "Puluhan Warga Tutup Paksa Kanal Limbah PG Ngadirejo"
Post a Comment