ZIARA KEMAKAM ARUNG PALAKKA
Bupati Bone, www.jejakkasus.info - Dr.H. Andi Fahsar Mahdin Padjalangi,M.Si. melakukan ziarah ke makam Raja Bone Ke-15 La Tenri Tatta Arung Palakka di Bontoala Gowa, pada Sabtu 26 Maret 2016. Turut bersama Bupati Sekda Bone, Kadis Pariwisata, Staf Ahli Bidang Ekuin, Kabag Ekonomi, Andi Youshand dan sejumlah pejabat Pemkab Bone.
Acara ziarah tersebut merupakan rangkaian kegiatan dalam rangka memperingati Hari Jadi Bone yang diperingati setiap tanggal 6 April tiap tahunnya, dan sudah menjadi agenda tahunan.
Untuk diketahui, La Tenri Tatta Arung Palakka lahir di Lamatta, Mario ri Wawo, Soppeng, 15 September 1634 dan meninggal di Bontoala, 6 April 1696. Makam Arung Palakka berada di Kelurahan yang sama dengan Makam Sultan Hasanudddin, yaitu di Katangka, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa. Letak Makam Arung Palakka berada sekitar 200 meter dari tepi jalan raya, melewati sebuah jalan mendaki ke atas yang agak sempit yang langsung menuju ke arah makam.
Bangunan kompleks Makam Arung Palakka yang terletak di Kelurahan Katangka, Kecamatan Somba Opu, Sungguminasa, Gowa, Sulawesi Selatan, memiliki nuansa sejarah yang kuat. Itu terlihat dari material bangunan yang menggunakan bata jaman dulu. Tampak kuat dan tahan lama.
Ada tujuh bangunan kuburan besar dan 40 kuburan kecil di dalam kompleks. Semuanya memanjang dari utara ke selatan. Berumur puluhan tahun. Masih terjaga dengan baik.
Kuburan Arung Palakka, Raja Bone, bersama istrinya Imangkawani Daeng Talele menjadi yang terbesar. Berjejer dengan ukuran serupa di dalam sebuah bagunan kubus berkubah. Taburan bunga dan siraman air tampak di atasnya, pertanda banyak pengunjung yang menziarahinya, bahkan ada yang datang dari negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, dan Brunai.
Di belakang bangunan kubus, terdapat kuburan Karaeng Botolempangan, orang paling terpercaya di Kerajaan Gowa. Bentuk kuburannya kecil. Nama Botolempangan diabadikan menjadi sebuah nama jalan di Makassar.
Di samping kuburan Botolempangan, berjajar dua kuburan besar dari barat ke timur yang sepintas bentuknya serupa. Kuburan sebelah kiri milik Sultan Ismail Karaeng Anak Moncongloe, laki-laki yang memecahkan rekor sebagai satu-satunya orang yang pernah memimpin tiga kerajaan, yaitu Gowa, Bone, dan Soppeng. Kuburan kedua milik Karaeng Pettabola, adik tiri dari Arung Palakka. Satu bapak tapi beda ibu.
Di sebelah kanan bangunan kubus, terdapat bangunan kuburan seorang Raja dari Manado. Entah siapa namanya. ketika ditanya, Penjaga makam juga tak mengetahuinya.
Paling belakang kompleks makam, terdapat dua bangunan balok dengan kubah berbentuk kerucut. Di dalam dua bangunan itu berdiri makam milik Karaeng Patingalloang Imangadacina Daeng Sitaba bersama istri dan anak-anaknya. Selanjutnya, di halaman kompleks makam, sejauh mata memandang, terdapat kuburan-kuburan kecil. Pemilik kuburan itu adalah keturunan dan para pengikut Kerajaan Gowa.(ADY).
Acara ziarah tersebut merupakan rangkaian kegiatan dalam rangka memperingati Hari Jadi Bone yang diperingati setiap tanggal 6 April tiap tahunnya, dan sudah menjadi agenda tahunan.
Untuk diketahui, La Tenri Tatta Arung Palakka lahir di Lamatta, Mario ri Wawo, Soppeng, 15 September 1634 dan meninggal di Bontoala, 6 April 1696. Makam Arung Palakka berada di Kelurahan yang sama dengan Makam Sultan Hasanudddin, yaitu di Katangka, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa. Letak Makam Arung Palakka berada sekitar 200 meter dari tepi jalan raya, melewati sebuah jalan mendaki ke atas yang agak sempit yang langsung menuju ke arah makam.
Bangunan kompleks Makam Arung Palakka yang terletak di Kelurahan Katangka, Kecamatan Somba Opu, Sungguminasa, Gowa, Sulawesi Selatan, memiliki nuansa sejarah yang kuat. Itu terlihat dari material bangunan yang menggunakan bata jaman dulu. Tampak kuat dan tahan lama.
Ada tujuh bangunan kuburan besar dan 40 kuburan kecil di dalam kompleks. Semuanya memanjang dari utara ke selatan. Berumur puluhan tahun. Masih terjaga dengan baik.
Kuburan Arung Palakka, Raja Bone, bersama istrinya Imangkawani Daeng Talele menjadi yang terbesar. Berjejer dengan ukuran serupa di dalam sebuah bagunan kubus berkubah. Taburan bunga dan siraman air tampak di atasnya, pertanda banyak pengunjung yang menziarahinya, bahkan ada yang datang dari negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, dan Brunai.
Di belakang bangunan kubus, terdapat kuburan Karaeng Botolempangan, orang paling terpercaya di Kerajaan Gowa. Bentuk kuburannya kecil. Nama Botolempangan diabadikan menjadi sebuah nama jalan di Makassar.
Di samping kuburan Botolempangan, berjajar dua kuburan besar dari barat ke timur yang sepintas bentuknya serupa. Kuburan sebelah kiri milik Sultan Ismail Karaeng Anak Moncongloe, laki-laki yang memecahkan rekor sebagai satu-satunya orang yang pernah memimpin tiga kerajaan, yaitu Gowa, Bone, dan Soppeng. Kuburan kedua milik Karaeng Pettabola, adik tiri dari Arung Palakka. Satu bapak tapi beda ibu.
Di sebelah kanan bangunan kubus, terdapat bangunan kuburan seorang Raja dari Manado. Entah siapa namanya. ketika ditanya, Penjaga makam juga tak mengetahuinya.
Paling belakang kompleks makam, terdapat dua bangunan balok dengan kubah berbentuk kerucut. Di dalam dua bangunan itu berdiri makam milik Karaeng Patingalloang Imangadacina Daeng Sitaba bersama istri dan anak-anaknya. Selanjutnya, di halaman kompleks makam, sejauh mata memandang, terdapat kuburan-kuburan kecil. Pemilik kuburan itu adalah keturunan dan para pengikut Kerajaan Gowa.(ADY).

0 Response to "ZIARA KEMAKAM ARUNG PALAKKA"
Post a Comment