Tolak Penutupan, Warga Lokalisasi Gude Demo DPRD Madiun
JEJAK KASUS, MADIUN - Puluhan warga lokalisasi wisma wanita harapan Gude, yang ada di Kecamatan Jiwan, Kabupaten Madiun tadi siang menggelar demo di gedung DPRD setempat. Mereka menolak penutupan lokasisasi yang rencananya dilakukan akhir November ini.
Massa tersebut terdiri dari para wanita pekerja seks (WPS) yang merupakan penghuni lokalisasi setempat dan warga sekitar yang hidupnya bergantung dari kegiatan lokalisasi tersebut.
"Kami menuntut agar penutupan lokalisasi Gude ditunda dari jadwal akhir November ini. Paling tidak ditunda selama dua tahun lagi. Karena kami masih belum siap," ujar Tohirin, Ketua Pokja HIV/AIDS Arjuna Kabupaten Madiun, di lingkungan Lokalisasi Gude, Kamis (6/11/2014).
Tohirin mengatakan, tuntutan tersebut dilakukan karena ia menilai rencana Pemerintah Kabupaten Madiun untuk menutup Gude sangat mendadak. Sosialisasi yang dilakukan oleh Pemkab Madiun sangat singkat sehingga para penghuni lokalisasi dan warga sekitar belum siap.
Selain belum siap, ia menilai penutupan lokalisasi Gude akan semakin membuka peluang terjadinya praktik prostitusi dan penularan penyakit
HIV/AIDS.
"Kalau lokalisasi ditutup prostitusi liar akan semakin menjamur. Jadi tutup dulu yang liar-liar itu baru tempat kami. Selain itu banyak dari kami yang masih punya hutang kalau ditutup uang dari mana untuk menutup hutang-hutang kami," ujar salah satu PSK yang ikut demo.
gtu asal di
Seperti diketahui, lokalisasi Wisma Wanita Harapan Gude akan ditutup pada akhir November mendatang. Penutupan tersebut sebagai bagian dari instruksi Gubernur Jawa Timur yang akan menutup semua lokalisasi di wilayah Jawa Timur secara bertahap.
Sebagai dampak dari penutupan tersebut, pemerintah akan memberikan uang kompensasi bagi para WPS serta sejumlah pelatihan keterampilan.
Bahkan Pemkab Madiun juga menawarkan pekerjaan sebagai TKI baik untuk sektor formal maupun non-formal kepada para WPS yang berminat secara gratis dan resmi.(rdk/PriaSakti)
Massa tersebut terdiri dari para wanita pekerja seks (WPS) yang merupakan penghuni lokalisasi setempat dan warga sekitar yang hidupnya bergantung dari kegiatan lokalisasi tersebut.
"Kami menuntut agar penutupan lokalisasi Gude ditunda dari jadwal akhir November ini. Paling tidak ditunda selama dua tahun lagi. Karena kami masih belum siap," ujar Tohirin, Ketua Pokja HIV/AIDS Arjuna Kabupaten Madiun, di lingkungan Lokalisasi Gude, Kamis (6/11/2014).
Tohirin mengatakan, tuntutan tersebut dilakukan karena ia menilai rencana Pemerintah Kabupaten Madiun untuk menutup Gude sangat mendadak. Sosialisasi yang dilakukan oleh Pemkab Madiun sangat singkat sehingga para penghuni lokalisasi dan warga sekitar belum siap.
Selain belum siap, ia menilai penutupan lokalisasi Gude akan semakin membuka peluang terjadinya praktik prostitusi dan penularan penyakit
HIV/AIDS.
"Kalau lokalisasi ditutup prostitusi liar akan semakin menjamur. Jadi tutup dulu yang liar-liar itu baru tempat kami. Selain itu banyak dari kami yang masih punya hutang kalau ditutup uang dari mana untuk menutup hutang-hutang kami," ujar salah satu PSK yang ikut demo.
gtu asal di
Seperti diketahui, lokalisasi Wisma Wanita Harapan Gude akan ditutup pada akhir November mendatang. Penutupan tersebut sebagai bagian dari instruksi Gubernur Jawa Timur yang akan menutup semua lokalisasi di wilayah Jawa Timur secara bertahap.
Sebagai dampak dari penutupan tersebut, pemerintah akan memberikan uang kompensasi bagi para WPS serta sejumlah pelatihan keterampilan.
Bahkan Pemkab Madiun juga menawarkan pekerjaan sebagai TKI baik untuk sektor formal maupun non-formal kepada para WPS yang berminat secara gratis dan resmi.(rdk/PriaSakti)

0 Response to "Tolak Penutupan, Warga Lokalisasi Gude Demo DPRD Madiun "
Post a Comment