Kunci Sukses setelah jatuh dari usaha
Redaksi, www.jejakkasus.info - Jatuh bangun dalam melakukan usaha atau berbisnis sudah risiko bagi pengusaha untuk manjadi wirausahawan.
Rasa kehawatiran, rasa takut dan ragu wajar bagi seseorang. Karena itu, di dalam melakukanbusaha atau bisnis, diperlukan ide-ide baru serta trik untuk maminimalkan risiko bangkrut di awal usaha.
Dalam hal ini, penting untuk memilih peluang usaha yang tepat.
Untuk mamulai manjalankan bisnis pilihan, tatapkanlah tujuan serta target finansial yang ingin didapatkan. Jangan hanya berangan-angan, tatapi tulislah pada sacarik kertas atau pada sabuah perencanaan studi kelayakan bisnis. Dengan demikian, Anda mudah mengingatnya serta memberikan semangat untuk meraih tujuan.
Dalam menentukan atau memilih usaha!
Pilihlah usaha yang sesuai dengan kemampuan atau keahlian anda, setarakan dengan modal yang Anda miliki ataupun target yang ingin dicapai.
Jangan memilih usaha yang hanya menghabiskan energi dan waktu, tetapi tidak sejalan dengan cita-cita yang diidamkan, berfikit positif merupakan suatu hal yang baik.
Lakukan pekerjaan yang dicintai seperti halnya hobi Anda. Dengan begitu, Anda akan mendapatkan energi positif sehingga akan terus memacu semangat dalam meraih cita-cita serta kepuasan tersendiri dari hasil yang dicapai.
Mumpung masih muda, Mulailah untuk mempersiapkan bisnis atau usaha selagi anda masih bekerja.
Belajarlah dari pengalaman mereka yang telah berhasil meraih kesuksesan dan jadikan mereka mentor Anda.
Jangan segan-segan untuk bergaul dengan para wirausahawan sukses dan teruslah mencari referensi dari berbagai sumber untuk meraih sebuah kesuksesan.
Tidak perlu menunggu persiapan Anda matang. Segera lakukan dan teruslah belajar karena sebuah proses dan keyakinan akan membawa Anda mencapai kesuksesan.
Selain dengan bentuk usaha duniami, interaksi kepada yang membuat kita ada dan tiada, memang di wajibkan, bagi yang beragama muslim atau agama lainnya tidak ada bedanya.
Salah satunya kita harus melakukan ikhtiar.
Ikhtiar adalah usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan dalam hidupnya, baik material, spiritual, kesehatan, dan masa depannya agar tujuan hidupnya selamat sejahtera dunia dan akhirat terpenuhi. Ikhtiar juga dilakukan dengan sungguh-sungguh, sepenuh hati, dan semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan dan keterampilannya. Akan tetapi, usaha kita gagal, hendaknya kita tidak berputus asa.
Dalam menjalankan kehidupan, Allah memerintahkan kita untuk terus berusaha memberikan yang terbaik. Manusia terbaik adalah yang terus bergerak, memanfaatkan setiap potensi yang dia miliki untuk kehidupannya. Keseimbangan hidup di dunia dan akhirat haruslah diupayakan, sebagaimana yang sering kita dengar: “Berbuatlah untuk duniamu seolah kamu hidup selamanya, dan berbuatlah untuk akhiratmu, seolah kamu mati esok hari”.
Untuk mencapai kesempurnaan hidup di dunia dan akhirat, kita perlu berusaha dan berupaya atau dengan kata lain, ber-ikhtiar, sebanyak yang kita mampu. Setelah semua ikhtiar kita lakukan, maka saatnyalah kita serahkan semua keputusan kepada Sang Penguasa Hidup, Allah SWT. Penyerahan diri ini disebut sebagaiTawakal.
Secara definitif, tawakal berarti penyandaran, penyerahan dan mempercayakan suatu perkara kepada pihak lain. Seorang muslim yang tawakal adalah yang menyerahkan, menyandarkan dan mempercayakan kepada Allah SWT atas segala yang sudah dilakukannya.
Dari definisi tersebut dapat dipahami bahwa tawakal erat kaitannya dengan usaha atau ikhtiar.
Tawakal tidak sama dengan pasrah. Tawakal adalah sebuah tindakan aktif, sementara pasrah adalah tindakan pasif. Pasrah adalah seperti daging yang teronggok di atas meja, siap diolah apa saja oleh pemiliknya. Tawakal sama sekali tidak seperti itu. Tawakal mensyaratkan adanya upaya kreatif dari pelakunya.
Dalam Al-Quran, ada banyak ayat yang berbicara mengenai tawakal ini, setidaknya, ada 70 ayat. Di antara ayat-ayat tersebut adalah QS. Ali ‘Imran/3 ayat 159, yang berbunyi:
(Fa idza ‘azamta fatawakkal ‘alallahi innallaha yuhibbul mutawakkilin)
Artinya: Apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.
Ayat tersebut menjelaskan bahwa tawakal dilakukan setelah kita berikhtiar melakukan yang terbaik sebanyak yang kita sanggup lakukan.
Sabar adalah kemampuan menunda kesenangan, dan menjalani yang ada dengan penuh ketekunan. Syukur adalah kemampuan menerima yang ada sebagai yang terbaik dari Allah, dan yakin bahwa Allah tidak mungkin salah dalam menempatkan hambanya. Ikhlas adalah kemampuan menjalankan yang ada tanpa perlu pujian dari manusia, murni mengharapkan ridha Allah.
Tawakal bukan perkara mudah, tidak hanya perbuatan bibir saja tetapi ini Amalan Hati. Ciri orang yang benar-benar bertawakal adalah :
1) Selalu ingat Allah (berdoa) sebelum dan sesudah berusaha/ihtiar
2) Meraih hasil dengan usaha yang benar dan jujur
3) Setuju dengan apapun hasil yang didapat (baca : bersyukur)
4) Selalu introspeksi (musabah), menjauh dari sikap menyalahkan orang lain atau bahkan berprasangka buruk kepada Allah sang penentu hasil.
Dan kita butuh Keyakinan.
Seiring kita sudah menjalankan tawakal, ihktiar, kita perlu keyakinan untuk mengantungkan harapan hanya kepada Allah semata, dengan mengikhlaskan/meluruskan niat amalan hanya kepada Dzat yang maha menepati harapan. Dan tempat dari point pertama ini berada di awal perbuatan, selama perbuatan, dan pada akhir segala perbuatan.
Salah satu bentuk upaya kita berinteraksi dan bertawakal kepadaNya?.
Hasbunallah Wa Ni’mal Wakil, Ni’mal Maula Wa Ni’man Nashir
Setiap manusia di dunia ini tidak akan terlepas dari ujian dan cobaan dalam menjalani hidup ini. Ada tangis., tawa, sedih, bahagia, sakit, kekurangan. Semua itu adalah bentuk cobaan dan ujian yang Allah berikan agar manusia itu dapat mengambil hikmah karena hanya kepadaNYA kita berserah diri. Kita jadi mengetahui bahwa kita adalah hamba yang lemah dan tidak memiliki daya atau upaya kecuali hanya dari Allah semata, maka bertawakallah hanya kepada Allah dengan sebenar-benarnya tawakal, serta kembali kepada-Nya karena Allah Maha Mampu dalam segala hal. Manusia hanya bisa berdo'a dan berusaha dalam menghadapinya.
Jika demikian halnya, maka kalimat hasbalah merupakan salah satu ucapan terbaik bagi yang senantiasa mengharapkan pertolongan-Nya. Kalimat hasbalah berbunyi Hasbunallah wa ni'mal wakil ni'mal maula wa ni'mal nashir (cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung).
Bacaan hasbalah itu pula yang diucapkan oleh Rasulullah Sallallhu 'alaihi Wasallam ketika sedang kesulitan akibat pengepungan selama beberapa minggu oleh pasukan Ahzab dalam perang Khandaq di Kota Madinah. Dengan bacaan tersebut, Rasulullah dan umat Islam pun keluar sebagai pemenang.
Al -Qur'an mengabadikan peristiwa tersebut dalam firman Allah:
الَّذِينَ قَالَ لَهُمُ النَّاسُ إِنَّ النَّاسَ قَدْ جَمَعُوا لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ إِيمَانًا وَقَالُوا حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ
"(Yaitu) orang-orang (yang menta'ati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan:"Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka", maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: "Hasbunallah Wani'mal-Wakîl", Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung". (QS. Ali-Imran 3:173).
"Dan jika mereka berpaling, Maka ketahuilah bahwasanya Allah Pelindungmu. Dia adalah Sebaik-baik pelindung dan Sebaik-baik penolong." (QS. Al-Anfal: 40).
Insya Allah dengan demikian upaya kita akan behasil
Penanggung Jawab Posting berita: SUPRIYANTO Pimpinan Pusat NGO HDIS/ DIREKTUR EKSEKUTIF PT.PRIA SAKTI PERKASA No: AHU-13286.40.10.2014 NPWP 70.419.437.2-602.000. Sekretariat: Jalan Raya Kemantren 82, Terusan, Gedeg, Mojokerto. Jatim. 082141523999. www.jejakkasus.info
Rasa kehawatiran, rasa takut dan ragu wajar bagi seseorang. Karena itu, di dalam melakukanbusaha atau bisnis, diperlukan ide-ide baru serta trik untuk maminimalkan risiko bangkrut di awal usaha.
Dalam hal ini, penting untuk memilih peluang usaha yang tepat.
Untuk mamulai manjalankan bisnis pilihan, tatapkanlah tujuan serta target finansial yang ingin didapatkan. Jangan hanya berangan-angan, tatapi tulislah pada sacarik kertas atau pada sabuah perencanaan studi kelayakan bisnis. Dengan demikian, Anda mudah mengingatnya serta memberikan semangat untuk meraih tujuan.
Dalam menentukan atau memilih usaha!
Pilihlah usaha yang sesuai dengan kemampuan atau keahlian anda, setarakan dengan modal yang Anda miliki ataupun target yang ingin dicapai.
Jangan memilih usaha yang hanya menghabiskan energi dan waktu, tetapi tidak sejalan dengan cita-cita yang diidamkan, berfikit positif merupakan suatu hal yang baik.
Lakukan pekerjaan yang dicintai seperti halnya hobi Anda. Dengan begitu, Anda akan mendapatkan energi positif sehingga akan terus memacu semangat dalam meraih cita-cita serta kepuasan tersendiri dari hasil yang dicapai.
Mumpung masih muda, Mulailah untuk mempersiapkan bisnis atau usaha selagi anda masih bekerja.
Belajarlah dari pengalaman mereka yang telah berhasil meraih kesuksesan dan jadikan mereka mentor Anda.
Jangan segan-segan untuk bergaul dengan para wirausahawan sukses dan teruslah mencari referensi dari berbagai sumber untuk meraih sebuah kesuksesan.
Tidak perlu menunggu persiapan Anda matang. Segera lakukan dan teruslah belajar karena sebuah proses dan keyakinan akan membawa Anda mencapai kesuksesan.
Selain dengan bentuk usaha duniami, interaksi kepada yang membuat kita ada dan tiada, memang di wajibkan, bagi yang beragama muslim atau agama lainnya tidak ada bedanya.
Salah satunya kita harus melakukan ikhtiar.
Ikhtiar adalah usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan dalam hidupnya, baik material, spiritual, kesehatan, dan masa depannya agar tujuan hidupnya selamat sejahtera dunia dan akhirat terpenuhi. Ikhtiar juga dilakukan dengan sungguh-sungguh, sepenuh hati, dan semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan dan keterampilannya. Akan tetapi, usaha kita gagal, hendaknya kita tidak berputus asa.
Dalam menjalankan kehidupan, Allah memerintahkan kita untuk terus berusaha memberikan yang terbaik. Manusia terbaik adalah yang terus bergerak, memanfaatkan setiap potensi yang dia miliki untuk kehidupannya. Keseimbangan hidup di dunia dan akhirat haruslah diupayakan, sebagaimana yang sering kita dengar: “Berbuatlah untuk duniamu seolah kamu hidup selamanya, dan berbuatlah untuk akhiratmu, seolah kamu mati esok hari”.
Untuk mencapai kesempurnaan hidup di dunia dan akhirat, kita perlu berusaha dan berupaya atau dengan kata lain, ber-ikhtiar, sebanyak yang kita mampu. Setelah semua ikhtiar kita lakukan, maka saatnyalah kita serahkan semua keputusan kepada Sang Penguasa Hidup, Allah SWT. Penyerahan diri ini disebut sebagaiTawakal.
Secara definitif, tawakal berarti penyandaran, penyerahan dan mempercayakan suatu perkara kepada pihak lain. Seorang muslim yang tawakal adalah yang menyerahkan, menyandarkan dan mempercayakan kepada Allah SWT atas segala yang sudah dilakukannya.
Dari definisi tersebut dapat dipahami bahwa tawakal erat kaitannya dengan usaha atau ikhtiar.
Tawakal tidak sama dengan pasrah. Tawakal adalah sebuah tindakan aktif, sementara pasrah adalah tindakan pasif. Pasrah adalah seperti daging yang teronggok di atas meja, siap diolah apa saja oleh pemiliknya. Tawakal sama sekali tidak seperti itu. Tawakal mensyaratkan adanya upaya kreatif dari pelakunya.
Dalam Al-Quran, ada banyak ayat yang berbicara mengenai tawakal ini, setidaknya, ada 70 ayat. Di antara ayat-ayat tersebut adalah QS. Ali ‘Imran/3 ayat 159, yang berbunyi:
(Fa idza ‘azamta fatawakkal ‘alallahi innallaha yuhibbul mutawakkilin)
Artinya: Apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.
Ayat tersebut menjelaskan bahwa tawakal dilakukan setelah kita berikhtiar melakukan yang terbaik sebanyak yang kita sanggup lakukan.
Sabar adalah kemampuan menunda kesenangan, dan menjalani yang ada dengan penuh ketekunan. Syukur adalah kemampuan menerima yang ada sebagai yang terbaik dari Allah, dan yakin bahwa Allah tidak mungkin salah dalam menempatkan hambanya. Ikhlas adalah kemampuan menjalankan yang ada tanpa perlu pujian dari manusia, murni mengharapkan ridha Allah.
Tawakal bukan perkara mudah, tidak hanya perbuatan bibir saja tetapi ini Amalan Hati. Ciri orang yang benar-benar bertawakal adalah :
1) Selalu ingat Allah (berdoa) sebelum dan sesudah berusaha/ihtiar
2) Meraih hasil dengan usaha yang benar dan jujur
3) Setuju dengan apapun hasil yang didapat (baca : bersyukur)
4) Selalu introspeksi (musabah), menjauh dari sikap menyalahkan orang lain atau bahkan berprasangka buruk kepada Allah sang penentu hasil.
Dan kita butuh Keyakinan.
Seiring kita sudah menjalankan tawakal, ihktiar, kita perlu keyakinan untuk mengantungkan harapan hanya kepada Allah semata, dengan mengikhlaskan/meluruskan niat amalan hanya kepada Dzat yang maha menepati harapan. Dan tempat dari point pertama ini berada di awal perbuatan, selama perbuatan, dan pada akhir segala perbuatan.
Salah satu bentuk upaya kita berinteraksi dan bertawakal kepadaNya?.
Hasbunallah Wa Ni’mal Wakil, Ni’mal Maula Wa Ni’man Nashir
Setiap manusia di dunia ini tidak akan terlepas dari ujian dan cobaan dalam menjalani hidup ini. Ada tangis., tawa, sedih, bahagia, sakit, kekurangan. Semua itu adalah bentuk cobaan dan ujian yang Allah berikan agar manusia itu dapat mengambil hikmah karena hanya kepadaNYA kita berserah diri. Kita jadi mengetahui bahwa kita adalah hamba yang lemah dan tidak memiliki daya atau upaya kecuali hanya dari Allah semata, maka bertawakallah hanya kepada Allah dengan sebenar-benarnya tawakal, serta kembali kepada-Nya karena Allah Maha Mampu dalam segala hal. Manusia hanya bisa berdo'a dan berusaha dalam menghadapinya.
Jika demikian halnya, maka kalimat hasbalah merupakan salah satu ucapan terbaik bagi yang senantiasa mengharapkan pertolongan-Nya. Kalimat hasbalah berbunyi Hasbunallah wa ni'mal wakil ni'mal maula wa ni'mal nashir (cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung).
Bacaan hasbalah itu pula yang diucapkan oleh Rasulullah Sallallhu 'alaihi Wasallam ketika sedang kesulitan akibat pengepungan selama beberapa minggu oleh pasukan Ahzab dalam perang Khandaq di Kota Madinah. Dengan bacaan tersebut, Rasulullah dan umat Islam pun keluar sebagai pemenang.
Al -Qur'an mengabadikan peristiwa tersebut dalam firman Allah:
الَّذِينَ قَالَ لَهُمُ النَّاسُ إِنَّ النَّاسَ قَدْ جَمَعُوا لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ إِيمَانًا وَقَالُوا حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ
"(Yaitu) orang-orang (yang menta'ati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan:"Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka", maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: "Hasbunallah Wani'mal-Wakîl", Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung". (QS. Ali-Imran 3:173).
"Dan jika mereka berpaling, Maka ketahuilah bahwasanya Allah Pelindungmu. Dia adalah Sebaik-baik pelindung dan Sebaik-baik penolong." (QS. Al-Anfal: 40).
Insya Allah dengan demikian upaya kita akan behasil
Penanggung Jawab Posting berita: SUPRIYANTO Pimpinan Pusat NGO HDIS/ DIREKTUR EKSEKUTIF PT.PRIA SAKTI PERKASA No: AHU-13286.40.10.2014 NPWP 70.419.437.2-602.000. Sekretariat: Jalan Raya Kemantren 82, Terusan, Gedeg, Mojokerto. Jatim. 082141523999. www.jejakkasus.info

0 Response to "Kunci Sukses setelah jatuh dari usaha"
Post a Comment