-->

Merindukan Suasana Ramadhan Seperti Masa Lampau, Warga Berharap Pemkab Tidak Melarang Daul Keliling, Reporter Hernandi K S.Sos M.Si.

Sampang, www.jejakkasus.info - Warga masyarakat Kabupaten Sampang merindukan suasana bulan Ramadhan seperti dulu.

Setiap bulan Ramadhan ada tradisi membangunkan orang untuk sahur melalui musik tradisional yang di kenal dengan Ul Daul.

Nuansa bulan Ramadhan sangat terasa dan semarak dengan keikhlasan warga yang memainkan perpaduan alat musik seperti Kendang, ketipung Jidor, Seruling, Dep (ecek ecek) dan pengeras suara dari corongan seng berkeliling kampung untuk membangunkan orang sahur.

Kemudian kemeriahan Bulan Ramadhan di tutup dengan lomba Ul Daul yang biasanya di gelar pada malam ke 27, malam yang di tunggu masyarakat Kabupaten Sampang termasuk para perantau untuk menyaksikan puncak kemeriahanbagi bulan Ramadhan.

Namun sudah belasan tahun suasana itu hilang dan pudar, musik Ul Daul yang sudah mentradisi di larang untuk di tampilkan tiap malam keliling kampung dengan pertimbangan lebih banyak negatifnya.

Menurut tokoh Pemuda di jalan Panglima Kelurahan Dalpenang Moh Hasan Jaelani, Musik Ul Daul menjadi musik tradisional karena keberadaannya menjadi tradisi setiap bulan Ramadhan.

Musik tradisional Ul Daul menjadi ciri khas Kabupaten Sampang karena peralatan musik yang di gunakan untuk membangunkan orang sahur berbeda dengan daerah lain
"Musik membangunkan orang sahur di setiap daerah selalu ada, tapi alatnya tang berbeda,"katanya.

Mantan Anggota KPU Sampang ini berharap agar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) mengembalikan suasana Ramadhan seperti yang dulu, karena warga masyarakat merindukan untuk di bangunkan oleh Ul Daul saat sahur.

Pernyataan hampir sama di sampaikan oleh Tokoh Pemuda jalan Kamboja Kelurahan Rongtengah.

Menurut Slamet Urip musik Ul Daul itu sebenarnya merupakan ikon bagi masyarakat Kabupaten Sampang pada waktu bulan Ramadhan.

Selain menjalankan rutinitas keagamaan, Ul Daul selalu di tunggu kehadirannya, dengan Ul Daul mendorong pemuda pada kegiatan positif, mencetak pemusik handal bahkan bisa memberdayakan masyarakat
"Lebih banyak positifnya daripada nilai negatifnya,"ujar Slamet Urip.

Saat di mintai tanggapan, salah satu seniman yang menjadi karyawan di Dinas Pemuda, Olah Raga Budaya dan Pariwisata (Dispirabudpar) Hermawan enggan berkomentar
"Kalau itu masalah kebijakan Pimpinan dan Pemkab, maaf,"tandasnya. (Her).

0 Response to "Merindukan Suasana Ramadhan Seperti Masa Lampau, Warga Berharap Pemkab Tidak Melarang Daul Keliling, Reporter Hernandi K S.Sos M.Si."

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel